Manusia adalah mahluk multidimensional yakni sebagai pelaku budaya juga pencipta struktur budaya, secara biologi manusia seperti halnya mahluk lain. Untuk membedakan  manusia dengan mahluk lain terletak pada pemenuhan kebutuhan integratif.

Kebutuhan manusia terdiri dari tiga jenis, yakni (1) kebutuhan primer ; adalah kebutuhan yang bersumber pada aspek biologis yang berkaitan dengan aspek kelangsungan hidup, yakni sandang, pangan dan papan. (2) kebutuhan sekunder atau sosial ; merupakan suatu kebutuhan yang berkaitan dengan keterlibatan hidup orang lain, dan (3) kebutuhan integratif , suatu kebutuhan yang berkenaan dengan hakikat manusia sebagai mahluk berpikir, bermoral dan bercita rasa, mencakup etika-estetika dan seni. Etika dalam hal ini merupakan nilai-nilai moral yang menyangkut agama terdiri dari, (a) kesediaan untuk bertanggung jawab, (b) kejujuran, (c) kemandirian moral dan (d) prinsip sikap baik buruk (Magnis Suseno dalam Triyanto&Iswidayati: 2006). Estetika atau keindahan merupakan roh dari kesenian dan sebagai sistem kebudayaan dalam berkesenian yang berisi nilai-nilai, pedoman-pedoman, gagasan vital serta kepercayaan atau keyakinan tentang berkesenian. Sedangkan seni, desain, teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan wujud dari kebudayaan.

Bayangkan bila kehidupan manusia tidak ada kesenian/seni?

Tanpa gambar, lukisan, ukiran, pahatan, anyaman, musik, tarian, nyanyian atau jenis kesenian lain. Akan sangat membosankan!!

Kesenian lahir sejak keberadaan manusia ada dimuka bumi. Manusia prasejarah meninggalkan jejak-jejak kesenian di dinding goa berupa lukisan-lukisan, pahatan atau cap berupa gambar bentuk-bentuk sederhana juga ditemukan pada alat rumah tangga peninggalan masa prasejarah. Pada masa itu mungkin mereka tidak menyadari apa yang dibuat mengandung nilai keindahan, mereka mungkin lebih menyadari bahwa apa yang mereka buat merupakan bagian dari ekspresi spiritual. Sehingga pada masa prasejarah bahkan sampai saat ini kesenian lebih dekat kaitannya dengan sistem kepercayaan atau religi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Pada perkembangannya kesenian/seni tidak hanya berkaitan dengan religi saja namun meluas pada hampir setiap sendi kehidupan manusia.

Perhatikan hasil teknologi berupa radio, sepeda, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, kotak kemasan makanan bahkan sampai proses promosi untuk kepentingan profit, sosial sampai politik pada proses tampilannya tidak lepas dari pertimbangan seni/keindahan.

B. Pengertian Seni

Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang di dalamnya mencakup berbagai jenis bidang seni, seperti seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan seni pertunjukan. Kesenian juga sebagai wadah tuntutan kebutuhan manusia yang berkaitan dengan rasa, tanpa mengesampingkan akal serta budi dan karsa yang memberi pengaruh namun tidak mendominasi.

Kata seni pada umumnya selalu dihubungkan dengan bentuk plastis atau seni visual, walaupun sebenarnya kata seni mencakup berbagai cabang seni lain seperti; seni sastra, seni musik, seni tari, seni drama dan seterusnya.

Berikut dipaparkan beberapa definisi tentang seni  antara lain menurut ;
Schopenhauer, Seni dalam makna yang luas adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi roh manusia. Hal ini meliputi pengungkapan khayali yang jelas mengenai benda-benda.

Leo Tolstoy, seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain sehingga ikut merasakan perasaan-perasaan seperti yang ia alami.

Aristoteles, seni adalah peniruan bentuk alam (mimesis).

Thomas Munro, seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek-efek tersebut mencakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi yang rasional maupun emosiol.

Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

Pengertian seni dapat pula dijabarkan melalui dua sudut pandang yaitu pada hasil dan proses. Berdasarkan hasil, karya seni-secara umum- diartikan sebagai hasil kretivitas yang berbentuk visual maupun non visual yang merupakan pencitraan dari hasil penghayatan estetis, orisinal dan mengandung unsur-unsur serta prinsip-prinsip keindahan berdasar tujuan tertentu. Berdasarkan proses adalah suatu aktivitas penghayatan perasaan manusia akan realitas yang ada atau imajiner yang terwujud dalam suatu aktivitas estetis, yakni penciptaan suatu karya seni atau apresiasi seni.

Berbagai macam pengertian tentang seni telah banyak dikemukakan oleh para filsuf maupun para ahli estetika bahkan oleh seniman. The Liang Gie (1996 :46) berpendapat bahwa kesenian atau seni sekurang-kurangnya mempunyai 5 ciri pokok, yaitu

1.      seni bersifat kreatif, menciptakan relitas baru, ada kebaruan.
2.      seni bercorak individual, terikat pada perseorangan dalam penciptaan maupun penikmatan.

3.    seni adalah ekspresi menyangkut perasaan manusia dan karenanya penilaiannya juga harus memakai ukuran perasaan.

4.      seni bersifat abadi, dapat hidup sepanjang masa.

5.      seni bersifat semesta, berkembang di seluruh dunia sepanjang masa.

C. Ruang lingkup seni rupa

         Salah satu jenis kesenian adalah seni rupa. Susan K Langer (dalam Gie, 1996:14) mendefinisikan seni rupa sebagai suatu kegiatan yang dirancang sedemikian rupa untuk mengubah bahan alami menjadi benda-benda yang berguna atau indah, ataupun keduanya, yang merupakan hasil campur tangan dari roh manusia yang teratur. Dengan demikian karya seni akan menjadi indah dan memuaskan apabila seseorang mampu meresapi unsur-unsur filosofis dan unsur-unsur seni yang ada pada karya seni rupa.

Seni rupa mempunyai cabang-cabang antara lain seni arsitektur, seni pahat atau seni patung, seni lukis, seni gambar dan seni grafis (lihat sahman, 1993 : 200). Di samping cabang-cabang tersebut, menurut Soedarso (1987:10) masih ada lagi cabang-cabang seni rupa, yaitu seni batik, seni kria atau kerajinan, seni komunikasi visual dan seni dekorasi.

Jika ditinjau menurut fungsinya sebagai pemenuhan hidup, rumpun seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu (1) seni rupa terapan (applied art) yang dalam penciptaannya karya rupa dikaitkan dengan kepentingan untuk memenuhi kebutuhan praktis sehari-hari, (2) seni rupa murni/bebas (free art) yaitu karya seni rupa yang tidak terikat oleh fungsi praktis, dalam penciptaannya seniman bebas dari pertimbangan perhitungan teknis dalam fungsi praktisnya (Bastomi,1992:40).

Apabila ditinjau dari bentuknya, seni rupa terbagi menjadi 2 bentuk, (1) seni rupa 2dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai dimensi panjang, lebar dan hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang. Sebagai contoh adalah karya seni lukis. (2) karya seni rupa 3dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai dimensi panjang, lebar, volume atau gempal serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Karya seni rupa dapat juga dikelompokkan sesuai tujuan, diantaranya sebagai media ekspesi, komunikasi, religi dan terapi.

Berdasar pengertian tentang kesenian atau seni maka dapat dibuat suatu kesimpulan pengertian seni yang berarti suatu aktivitas ekspresi perasaan yang menghasilkan suatu bentuk karya atau rancangan (desain) visual yang mengandung unsur-unsur dan prinsip-prinsip tertentu dalam penataan perwujudannya serta dibuat berdasarkan tujuan dan atau nilai tertentu.

Maksud dari unsur-unsur karya seni rupa atau desain adalah sesuatu yang menjadi bagian dan membentuk wujud karya seni. Sedangkan prinsip-prinsip karya seni rupa atau desain adalah cara pengorganisasian atau penataan unsur-unsur agar tercipta bentuk yang harmonis dan indah sehingga dapat memberi pengalaman tertentu bagi penikmatnya.

Menyaksikan karya seni atau membuat karya seni, khususnya seni rupa, memerlukan kepekaan persepsi terutama yang berhubungan dengan masalah keindahan atau disebut estetik atau disebut the sense of beauty. Ada tiga cara yang umum untuk melatih kepekaan persepsi penglihatan. Pertama dengan latihan melihat langsung berbagai jenis karya seni rupa. Kedua dengan cara latihan membuat langsung karya seni rupa. Ketiga, dengan membaca ulasan atau keterangan mengenai seni rupa.

Pada umumnya orang yang melihat langsung karya seni akan mudah mencerna jika karya seni rupa itu wujudnya realis. Artinya, karya seni rupa itu menggambarkan secara nyata tentang kondisi sesungguhnya dari suatu kenyataan. Namun apabila karya seni rupa itu tampilan wujudnya bukan realis atau bukan mengungkapkan kondisi sesungguhnya dari suatu kenyataan, maka secara umum orang akan mulai merasa tidak dapat puas menikmatinya. Kenapa hal itu dapat terjadi ?  Hal ini dapat dikiaskan sebagai orang yang belum ‘melek huruf’ lalu disuruh membaca sebuah kata atau kalimat. Orang tersebut tidak dapat mengetahui makna bentuk huruf atau rangkaian huruf yang membentuk kata, atau rangkaian kata yang membentuk kalimat. Begitu pula orang yang pertama kali mendengarkan percakapan bahasa asing tentu apa yang didengarnya hanya merupakan bunyi yang keluar dari orang yang bercakap tanpa diketahui maknanya. Untuk mengetahui dan dapat memahami karya seni rupa yang nampaknya ‘asing’ karena wujudnya tidak menampilkan kenyataan yang sudah dikenal baik, seseorang perlu mengetahui ‘bahasa’ rupa dan propertinya. Bahasa rupa itu disebut unsur-unsur seni rupa dan prinsip pengorganisasiannya. Namun demikian, hal ini belumlah cukup sebab bahasa rupa itu dipahami bukan dengan pengertian nalar atau logika, tetapi dapat dipahami dengan kehalusan perasaan yang berhubungan dengan the sense of beauty. Kepekaan estetik ini sangat penting, terutama bagi orang yang berprofesi dalam bidang seni, karena kepekaan estetik merupakan hal pokok dalam dunia seni. Bagi masyarakat umum juga penting karena hakekat menjadi manusia salah satunya memiliki kebutuhan untuk menikmati keindahan, baik yang ada di alam maupun buatan manusia.

Kepekaan estetik tidak mudah didapat, maksudnya tidak secepat menghafal sebuah rumus-rumus kimia atau matematik atau perbendaharaan kata. Kepekaan didapat dengan mengasah setiap saat. Orang yang hidup di lingkungan masyarakat seni akan lebih cepat memiliki kepekaan estetik dibanding yang tinggal terpencil dari pusat budaya dan seni. Namun demikian, setiap orang memilikinya, karena hal ini telah ada dan dibawa sejak lahir. Selain itu kenyataan telah membuktikan, bahwa masyarakat yang masih terbelakang pun dalam peradaban ini dapat menghasilkan karya seni. Berarti secara naluriah manusia memang membutuhkan seni dalam kehidupannya.

Dalam mengasah kepekaan estetik tersebut, dalam seni rupa dilakukan melalui dua pendekatan yaitu secara produktif melalui praktek atau berkarya seni, apresiatif melalui kegiatan analisis karya seni rupa baik langsung maupun melalui mediator seperti buku, slide, foto reproduksi dan sebagainya. 

Referensi:
Bastomi,S.1968.  Sejarah Seni Rupa Indonesia-I. UNNES
Jazuli, M. 2001. Diktat: Teori Kebudayaan. Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.
Saidi, Acep Iwan & Setiawan, Sabana. Seni Rupa Untuk SMA dan MA Kelas X.Bandung: Esis
Soekmono. 1973. Sejarah Kebudayaan I. Kanisius: Yogyakarta
Triyanto & Iswidayati, Sri. 2006. Pengantar Estetika (bahan ajar tertulis). Semarang : Jurusan Pendidikan Seni rupa UNNES. 
Gie, The Liang. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta : PUBIB Yogyakarta.

 

1 Comments

Post a Comment