Warna yang kita lihat setiap hari sangat mempengaruhi hidup dan perasaan kita. Berawal dari masa kanak-kanak saat mata manusia pertama kali melihat warna, manusia mulai membentuk susunan atau formula mengenai perasaan-perasaan yang terjadi terhadap warna-warna tersebut. Hal ini telah terjadi ratusan tahun keberadaan manusia, dimana artinya manusia memiliki persepsi daya ingat yang baik terhadap ruang, bentuk, pola, dan warna (Eiseman, 2000). 

Dari semua bentuk komunikasi yang non-verbal, warna merupakan metode yang paling tepat dalam menyampaikan pesan dan tujuan. Sebelum manusia belajar menghargai keindahan warna, jauh sebelumnya telah terjadi penggunaan warna dalam berkomunikasi. Kita telah mampu membedakan obyek dan menangkap tanda-tanda yang ada, baik itu dari binatang, tumbuhan, sayuran atau cairan. Warna adalah bagian dari proses pelengkapan identitas.

Diantara kegunaan-kegunaan lainnya, warna mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol konsep-konsep dan pemikiran-pemikiran yang abstrak, mengekspresikan fantasi, mengingatkan kembali, waktu, tempat dan memproduksi suatu keindahan atau reaksi secara emosional.

Tidak ada tempat yang lebih baik untuk menguji keefektifitasan warna selain di pasaran, dimana itu merupakan kunci penting dalam berkomunikasi untuk mendapatkan image yang positif atau baik, membujuk dan sangat menarik pada suatu produk. Sering disebut sebagai “silent salesperson”, warna harus secepatnya menarik perhatian mata konsumen, menyampaikan pesan tentang si produk, menciptakan jati diri produk, dan yang paling penting, membantu menaikan penjualan. Sedikitnya, warna harus cukup menciptakan minat atau keingintahuan untuk membujuk pembeli untuk mencari tahu lebih jauh tentang si produk itu sendiri.

Reaksi kebanyakan orang terhadap warna adalah biasa saja dan konsumen pada umumnya tidak memperhatikan efek yang terkandung dan yang menarik dari warna. Efek psikologi timbul seketika pada saat melihat warna tersebut, seperti warna mendorong timbulnya arti dan kekuatan sugesti yang ada. Kekuatan yang dapat dilakukan warna terlihat pada setiap tingkatan dalam berkomunikasi : dalam Corporate Identification, Logo, Papan Reklame, Iklan di TV, Iklan majalah, kotak pembungkus, baik dalam komputer dan lokasi penjualan / pembelian setempat

Dalam dunia advertising atau periklanan, warna sangat mendominasi. Misalnya pada iklan-iklan produk minuman, permainan warna sangat mendominasi untuk mengungkapkan kesegaran yang terkandung dalam minuman teresebut seperti desain iklan di bawah ini.

Setelah mendapatkan banyak perhatian calon pembeli, sebuah kotak pembungkus harus dapat mengexpresikan kualitas dari suatu produk secara visual. Jika harga si produk ini lebih mahal dari produk pesaingnya, maka warna tersebut haruslah sesuai dengan harga produknya, maka produk ini akan dapat bersaing sesuai harganya. Penggunaan warna yang tepat akan menimbulkan impact yang lebih baik dibandingkan dengan kompetisi produknya. Banyaknya jumlah produk yang berbaris dan bersaing di pasaran dan jumlah uang yang beredar lalu lalang, pengguna warna yang cermat dapat menembus pasaran

Untuk suatu ketepatan pemasaran, warna-warna pembungkus harus memuaskan “wish fulfillment” atau kebutuhan bahwa si-produk akan memenuhi “janjinya”. Contohnya: suatu produk menjanjikan rasa yang manis, maka warna yang tepat untuk digunakan adalah pink, peach, cream, lavender, sementara itu, janji akan kesegaran yang sejuk sebaiknya dengan menggunakan warna icy-blue, green, blue-green. Setiap keluarga warna membawa kesan yang khusus dan merupakan bagian dari simbol yang menjadi kritik dalam pemasaran produk / company image

Suatu perusahaan harus mengeluarkan jutaan dollar untuk menetapkan identitas perusahaannya (corporate identity), image dan brand melalui logo, iklan-iklan, website dan signage; perusahaan ini harus menyampaikan pesan yang singkat tentang siapakah mereka dan apa yg mereka lakukan. IBM akan selalu dikenal sebagai The Big Blue: setia dan dapat dipercaya. Coke menggunakan red, berkesan energik dan kemewahan. Warna ini tidak hanya suatu identitas atau citra diri, tapi suatu yang diimpi-impikan.

Warna menambah makna yang luar biasa dalam berkomunikasi terutama dalam pesan visual. Warna menyampaikan kesan sesaat yang seringkali dimengerti secara umum, hal ini penting terutama dalam menyampaikan suasana hati atau ide dimana penggunaan kata-kata tidak digunakan atau dimengerti. Warna adalah bahasa universal yang melintasi batas-batas budaya dalam teknologi yang disebut “Global Village”. (Eisman, 2000). 

Dalam komunikasi pemasaran, yang menjadi perhatian utamanya adalah membujuk masyarakat luas untuk menjadikan atau membuat konsumen memberikan tanggapan positif, berarti dan berkesan.

Tanpa manusia melakukan bahasa verbal, warna telah dapat mengungkapkan banyak arti yang tersirat dalam pesan. Tanpa manusia sadari, warna terpakai dalam aspek berkomunikasi. Dengan warna pula, manusia dapat membaca tanda-tanda yang terjadi pada suatu obyek, misalnya manusia dapat membedakan bahwa mereka adalah kelompok binatang, sayuran, buah-buahan. Warna merupakan bagian dari proses identitas. Dengan warna pula manusia dapat mengungkapkan rasa, konsep simbol-simbol yang abstrak dan pemikiran, mengungkapkan fantasi-fantasi yang ada, keindahan dan emosi.

Makna Warna Kuning Dalam Emosi  
Kuning mewakili sinar matahari, cahaya, kehangatan. Ini adalah warna yang mengidentifikasikan dengan imaginasi, cerah, bersinar dengan intensitas dari sinar matahari itu sendiri. Warna teratas dalam lingkarang warna Johannes Itten, merupakan warna dengan tingkat terangan paling tinggi dan mudah dilihat, diantara warna-warna lainnya.

Dengan tingkat terangan yang paling tinggi serta efek yang menyilaukan, kuning kurang disukai orang-orang dengan tingkat usia yang lebih tua dan orang-orang dengan frekuensi kerjaan yang padat. Kuning dalam jumlah yang banyak akan menambah tingkat ketegangan pada orang-orang tersebut di atas.

Nuansa kuning dapat dijelaskan sebagai kelezatan nuansa nikmat dalam bidang layanan makanan dan produk makanan, seperti krim pisang atau mustard terbaik.

Secara psikologi, kuning adalah warna kecerdasan dan kedalaman pemikirian. Sangat optimis dan ceria. Namun juga menunjukkan ketidaksabaran, kritik, dan pengecut. Dalam arti warna, kuning mengilhami pemikiran orisinil (asli) dan rasa ingin tahu. Dari aspek mental warna ini membantu kita untuk menemukan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Cermin dari seorang pemikir praktis, bukan pemimpi.

Makna Warna Biru Dalam Emosi

Di negara barat, warna biru biasanya diasosiasikan dengan kepercayaan, keseimbangan, dan kesetiaan. Biru merupakan warna yang paling digemari oleh pria dan wanita. Sementara itu di negara timur, biru lebih dilambangkan sebagai alam (langit, laut) yang memberikan ketenangan, kebebasan, dan kehidupan).

Walaupun biru merupakan warna paling popular di dunia, akan tetapi hati-hati menggunakan warna ini pada makanan. Biru tidak lazim pada makanan. Keluarga biru biasa digunakan untuk kemasan benda-benda beracun, seperti detergen, spiritus, dan pembasmi serangga. Warna biru keunguan pada makanan (daging) biasanya berarti makanan sudah rusak atau terjadi pembusukan pada daging, seperti mayat.

Oleh karena kebiasaan dan pengalaman yang ada, maka sejak dahulu warna ini dihindari untuk disajikan pada makanan, dapat menghilangkan selera makan. Pada akhir tahun 90’an, biru mulai diperkenalkan pada makanan (biskuit oreo) dengan alasan bahwa warna biru merupakan warna kehidupan dan higenis, contohnya air, langit biasa diwarnai dengan biru. Sejak itulah biru mulai merambah ke dunia makanan dan minuman.

Kombinasi biru banyak digunakan untuk memberikan kesan kedamaian, kepercayaan. Warna ini dapat menimbulkan suatu keyakinan dan keamanan. Selain itu, biru dapat memberikan kesan dingin, depresi yang berkepanjangan, kejenuhan, kesedihan.

Warna biru (blue) dapat dikatakan sebagai warna yang idealis, conservative dan predictable. Warna ini merupakan warna yang paling mudah dicocokan dengan warna-warna lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari penggunaan biru pada celana jeans yang sangat digemari semua orang dalam segala umur. Celana jeans identik dengan warna biru (denim), digunakan untuk acara santai dan semi resmi, biasanya jika mengenakan celana jeans maka orang sudah tidak perduli lagi warna baju bagian atas. Merah, kuning, hijau, hitam, dan warna apapun akan terlihat pas dan cocok.

Keluarga biru banyak memberikan kesan keyakinan, kepercayaan, dingin, depresi, dan duka berkepanjangan. Warna ini paling banyak ditemui di alam semesta. Biru merupakan warna nostalgia. Warna ini adalah warna yang hidup di masa lalu, terkait segala sesuatu di masa sekarang dan masa depan dengan pengalaman di masa lalu.

Makna Warna Merah Dalam Emosi

Keluarga warna merah distimulasikan dengan segala jenis “selera”, merah mampu membangkitkan “selera” manusia secara cepat. Beberapa penikmat warna melihat merah sebagai pembangkit selera, dinamis, menarik, penggoda, dan memberikan semangat. Merah juga terlihat sebagai warna paling menggoda (sexy) diantar warna-warna lainnya dan merah menjadi si “pemikat” di dunia pemasaran.

Melihat makanan atau minuman berwarna merah, mampu membangkitkan rasa lapar dan haus kita sehingga ingin mencicipi. Begitu pula jika melihat benda berwarna merah, mata kita cendrung cepat melihat dan ingin memiliki. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila seorang gadis berbaju merah, mudah mendapatkan perhatian dari lawan jenisnya.

Gradasi warna merah menuju hitam yang sering disebut dengan burgundy (nuansa warna anggur) merupakan warna yang mencerminkan kegembiraan dari warna asalnya, tetapi warna-warna ini lebih tenang. Burgundy memberikan kesan megah, mewah, mahal, dewasa, anggun, kekuasaan, lebih menenangkan dari pada merah terang.  Burgundy menjadi pilihan yang tepat untuk produk-produk mahal seperti otomotif.

Sementara itu, gradasi merah menuju putih memberikan nuansa yang disebut pink (nuansa merah muda). Nuansa pink memiliki beberapa efek terhadap suasana hati. Pink terang atau yang sering disebut shocking pink atau hot pink memiliki tingkat kesan energik dan semangat yang sama tingginya dengan merah primer. Warna-warna pink terang ini terlihat energik, muda, dan menciptakan getaran-getaran serta liar.

Mereka menyenangkan, menarik, tetapi memiliki resiko cukup tinggi untuk digunakan karena warna-warna ini sering dipersepsikan dengan hal-hal yang negatif. Pink terang juga memberikan efek kurang mewah, terlihat kurang menyenangkan (norak). Warna-warna seperti ini merupakan warna favorit untuk dunia kosmetik, karena mereka mampu menarik perhatian pada pembelian.

Magenta atau pink fuchsia (paduan merah dengan ungu) dirasakan lebih “dewasa” karena warna ini terlihat sensual dan dramatis. Dusty pink (pink pucat) dan mauve (pink ungu pucat) terlihat lebih lembut, halus, dan sentimentil. Pink memberikan kesan rasa dan bau yang manis.

Produk-produk seperti makanan, minuman, dan kosmetik, minyak wangi, perlengkapan mandi disarankan untuk menggunakan pink muda agar memberikan kesan manis. Pink dan rose (mawar merah muda) terkesan segar, warna yang optimis. Pink banyak digunakan untuk produk kesehatan, kosmetik, terutama klinik kesehatan kulit karena pada kenyataannya kulit berwarna pink terlihat lebih sehat dan segar.

Keluarga warna merah paling banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan dan kepentingan. Warna merah mudah terlihat, sangat menarik perhatian. Dari warna-warna panas lainnya, warna merah memiliki ragam warna terbanyak. Di alam semesta ini pun ternyata warna merah paling banyak terlihat (Khazanah Warna, 2011). 

Makna Warna Hijau Dalam Emosi

Warna yang dihasilkan dari percampuran biru dan kuning. Warna hijau masuk dalam golongan warna dingin. Dalam dunia desain komunikasi visual, kombinasi warna-warna dingin banyak digunakan untuk logo, kemasan, iklan, signage, dan publikasi. Kombinasi warna-warna ini memberikan kesejukan, materialistis, kemakmuran, ketenangan, keislaman, dan cendrung menghindari pertentangan.

Hijau biasa dikaitkan dengan alam. Warna hijau meliputi kejernihan mental dan optimisme kuning dengan tenang emosional dan wawasan biru, inspirasi harapan dan kemurahan hati Yang Maha Kuasa yang tidak tersedia dari warna lainnya. 

Warna hijau adalah warna keseimbangan dan harmoni. Dari perspektif psikologi warna, itu adalah penyeimbang besar hati dan emosi, menciptakan keseimbangan antara kepala dan hati. Warna ini memberikan kesejukan, kemampuan diri untuk menjaga kedamaian, dan mampu menampilkan emosi yang positif.

Dari makna warna, yang berarti hijau adalah juga warna pertumbuhan, warna musim semi, pembaruan dan kelahiran kembali. Warna ini melambangkan kedekatan dengan alam, menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Oleh sebab itu, warna ini banyak digunakan oleh rumah sakit, klinik kesehatan dan kecantikan sebagai lambang dari harapan (hope) untuk sembuh dan sehat kembali. Nama-nama warna keluarga hijau banyak di dapat dari tumbuhan dan buah-buahan, antara lain hijau apel, hijau daun, hijau lumut, dan lain sebagainya. 
Gradasi warna hijau ke putih dan kuning seperti hijau pupus, hijau daun, daun muda, kumala (jade), hijau muda, lime (jeruk nipis), rumput (grass) memberikan kesan ringan, lembut, segar, harapan, relax, asam, fresh dan kesan menyenangkan lainnya.
 

Nuansa hijau tua (gradasi hijau ke hitam) seperti hijau tentara, hijau lumut, hijau zaitun/olive, hijau botol, hijau cemara (pine) memberikan kesan yang setabil, kemakmuran, tua atau kuno. Sedangkan hijau emerald memberikan kesan mewah, simpel dan elegan. Karena warna hijau erat kaitanya dengan warna yang ada di alam maka warna hijau diasosiasikan dalam warna kampanye go green diseluruh dunia. 

Makna Warna Ungu Dalam Emosi 
Ungu merupakan warna jembatan antara warna hangat dan dingin, hasil percampuran merah dan biru. Ungu merupakan warna yang tidak biasa (langka) di alam. Pada zaman kuno, orang menggunakan spesies tertentu dari kerang untuk menciptakan pewarna ungu. Keluarga warna ungu berkaitan dengan spiritialitas dan imajinasi. Hal ini merangsang imajinasi dan mengilhami cita-cita yang tinggi. Ungu merupakan warna yang intorspektif, yang mampu menghubungkan manusia dengan pikiran yang lebih dalam.

Dalam keluarga ungu (purple) terdapat 2 kategori besar, yaitu ungu (purple / ungu merah) dan nila (violet / ungu biru). Perbedaan antara nila dan ungu itu terlihat pada spektrum cahayanya, atau pelangi.

Sementara ungu hanyalah sebuah campuran warna merah dan biru, nila terlihat tertinggi getaran di spektrum. Keduanya mengandung energi dan kekuatan merah dengan spiritualitas dan integritas biru. Perpaduan ungu dan nila seperti perpaduan badan dan jiwa yang menciptakan keseimbangan antara spiritual dan energi rohani manusia. Secara garis besar, masyarakat Indonesia menyebut kedua warna ini dengan kata yang sama, yaitu ungu.

Setiap warna dalam keluarga ungu seperti halnya keluarga warna-warna lainnya, kadar unsur putih (tint), abu-abu (tone), dan hitam (shade) pada warna mempengaruhi warna itu sendiri secara visual, pemaknaan, efek psikologis, dan fungsinya.

Keluarga ungu (purple dan violet) tidak terlalu banyak digunakan dalam kombinasi warna. Terlalu banyak menggunakan ungu kebiruan dapan menciptakan mood depresi. Sebaliknya, penggunaan ungu kemerahan dalam jumlah banyak, dapat menciptakan suasana “murahan”. Ungu merupakan salah satu warna yang harus digunakan dengan sangat hati-hati dan dalam jumlah yang sedikit.

Makna Warna Jingga Dalam Emosi

Di negara barat, warna jingga (orange) diasosiasikan dengan musim gugur atau pijaran sinar matahari terbenam (temaram); bercahaya dan sangat penting. Dalam tingkat keterangan yang cukup tinggi, warna ini terlihat tidak serius, bermain, kekanak-kanakan, dan bahagia. Jingga memiliki beberapa makna merah, tempramen, lebih ceria dibandingkan kuning.

Jingga merupakan warna yang tepat untuk warna mainan yang tidak mahal, terbuat dari plastik. Untuk sampul buku cerita panjang (novel) dengan target anak muda, warna ini sangat cocok. Dalam dunia desain grafis, warna jingga memberikan kesan bising, komedi, dan kartun, sehingga warna jingga bukan pilihan yang tepat untuk menyampaikan pesan yang sangat serius.

Jingga terang terkesan sangat ramai dan bising, dalam tingkat ketenangan tertinggi, jingga merupakan warna yang sulit digemari. Namun disisi jual beli, warna jingga terang memiliki keuntungan karena mudah mendapatkan perhatian, sehingga mudah dilihat.

Kombinasi jingga dengan merah dan kuning sering digunakan untuk pembangkit selera makan. Umumnya restoran cepat saji menggunakan kombinasi warna hangat ini (merah, kuning, dan jingga) untuk meningkatkan selera makan orang dengan seketika. Kombinasi warna-warna hangat ini sekarang banyak digunakan dan dilihat di sekitar lingkungan. Jauh dari fungsinya sebagai pembangkit selera, kombinasi warna ini juga dipakai untuk rambu-rambu lalu lintas di jalanan karena mudah dilihat dan memberikan efek peringatan yang cepat.

Gradasi warna jingga ke putih seperti peach (persik), apricot, coral, dan melon memberikan asosiasi yang menyenangkan. Warna-warna lembut ini menyenangkan untuk mata yang jeli dan tampil mewah. Nuansa warna-warna ini berkesan mendidik, akrab, menyentuh, sama hal nya dengan buah persik bludru, kita harus merabanya untuk mencicipi.

Nuansa buah persik (peach) sangat cocok digunakan untuk produk-produk kesehatan, ruang makan, pengelola makanan dan kemasan makanan karena warna persik menciptakan rasa selera dengan halus dan selalu diasosiasikan dengan kenikmatan. Penambahan nuansa merah muda (rose), warna persik disarankan digunakan untuk bidang kecantikan, makeup salon, benda-benda dan kemasan kecantikan.

Warna jingga (orange) pada diambil dari buah jeruk. Beberapa variasi warna jingga selain yang telah disebutkan diatas, dapat pula diambil dari wortel, nuansa matahari terbenam (temaram), binatang laut (ikan), dan lain sebagainya.

Refrensi:

Eiseman, Leatrice (2000). PANTONE: Guide to Communicating with Color, Ohio: How Books 
Mita Purbasari; R.A. Diah Resita I. K. Jakti : Khasanah warna: Jurnal HUMANIORA Vol.2 No.1 April 2011.

Post a Comment