Warna adalah kualitas rupa yang dapat membedakan kedua obyek atau bentuk yang identik, raut, ukuran dan nilai gelap terangnya.
Warna yang kita cerap sangat ditentukan oleh adanya pancaran cahaya. Warna benda-benda yang kita lihat sesungguhnya adalah pantulan dari cahaya yang menimpanya. Warna yang berasal dari unsur cahaya disebut warna aditif, Contohnya adalah warna yang dipancarkan oleh televisi dan signlamp
Teori-teori warna aditif berdasarkan kajian terhadap warna cahaya dipelopori oleh Isac Newton dalam bidang fisika yang menemukan apabila dilakukan pemecahan warna pada spektrum matahari akan ditemukan warna-warna yang beragam yang terdiri dari merah, jingga, kuning hijau biru, dan ungu. warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi. Isac Newton adalah orang pertama yang mengembangkan diagram lingkaran warna pada tahun 1666. Herman Von Helmholtz dan James Clrek Maxwell sekitar tahun 1790 mengemukakan teori warna pertama kali yang berdasarkan pada teori warna cahaya. menurutnya warna pokok cahaya adalah merah, hijau dan biru.
Sedangkan warna pada benda, dedaunan, tekstil, cat, lukisan termasuk warna pigmen/zat warna disebut warna subtraktif yakni butir-butir halus bahan warna. Warna subtraktif ada yang bersifat bening (transparant), dan buram atau kedap (opaque) atau semi bening (semi transparant).
Tokoh-tokoh yang mempelajari warna subtraktif/pigmen antara lain adalah, Le Blond (1731), Johan Wolfgang Von Goethe (1810), David Brewster (1831), M.E. Chevreul (1839), Charles Blanc (1873), Louis Prang (1876) dan Albert H Munsell (1898). Mereka umumnya mengemukakan tiga warna pokok (primer) yakni merah, kuning dan biru.
Tahun 1731, J. C. Le Blon menemukan warna merah, kuning, dan biru dari pigmen dan menjadi permulaan teori ‘merah-kuning-biru’ sebagai warna primer.
Johann Wolfgang von Goethe (1810) membuat sistem segitiga warna, menempatkan ketiga warna pokok dalam segitiga warna didasarkan pada pigmen atau subtractive primaries. Struktur ini terdiri dari dua segitiga sama sisi yang saling tumpang tindih. Segitiga tegak warna primer, sementara segitiga terbalik adalah warna sekunder.
Sir David Brewster (1831) Menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna Brewster.
Teori Brewster menyatakan bahwa warna pokok (primer) adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan hasil pencampuran dari warna lain. Sementara itu, warna yang berasal antara dua warna pokok disebut warna sekunder. warna Subtraktif dibagi 2, yaitu berdasar warna cetak dan warna cat, yang berdasar RYB dan CMY Warna Primer dalam Subtractive Colour menurut teori ini adalah : Merah – Kuning – Biru Cyan – Magenta - Yellow Warna Sekunder adalah : Hijau – Oranye – Ungu Merah – Hijau - Biru.
Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi empat kelompok warna sebagai berikut;
1. Warna primer, merupakan warna dasar yang bukan hasil pencampuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
2. Warna sekunder, merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
3. Warna tersier, merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga, warna hijau kekuningan merupakan pencampuran dari warna hijau dan kuning, warna biru kehijauan adalah hasil dari pencampuran warna hijau dan biru, warna merah jingga merupakan pencampuran dari warna merah dan jingga, sedangkan warna ungu kemerahan menjadi hasil pencampuran dari warna ungu dan merah.
4. Warna netral, merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya, hasil campuran warna yang tepat akan menuju ke warna hitam.
Louis Prang (1876), dikenal sebagai pelopor pencetak dan pengembang proses pencetakan empat warna yang dikenal sebagai kromolitografi pada tahun 1860-an. Prang mengklasifikasikan warna menjadi 5 bagian.
1. Warna primer, merupakan warna pokok atau pertama yang pembentukannya tidak disertai dengan warna yang lain. Warna ini digunakan sebagai bahan campuran pokok sehingga menghasilkan warna-warna lain. Adapun warna primer yaitu: Merah, yang sebenarnya bernama Magenta yakni merah semu ungu. Biru, yang sebenarnya bernama Cyan yakni biru semu hijau. Kuning, yang sebenarnya bernama Yellow.
2. Warna Sekunder, merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran dua warna primer. Misalanya warna merah di campur warna kuning maka akan menjadi warna Orange (Skunder). Berikut ini adalah macam-macam warna sekunder diantaranya:
Orange atau Jingga hasil campuran merah dengan kuning.
Hijau yaitu warna hasil campuran kuning dengan biru.
Ungu/Violet yaitu warna hasil dari campuran biru dengan merah.
3. Warna Intermediate, merupakan warna pada lingkaran warna yang letaknya diantara warna primer dan warna sekunder. Berikut ini adalah macam – macam warna intermediate diantaranya:
Merah Violet (Red Violet) yakni ialah warna yang letaknya diantara merah dan violet/ungu.
Merah Jingga (Red Orange) yakni ialah warna yang letaknya diantara merah dan jingga.
Kuning Jingga (Yellow Orange) yakni ialah warna yang letaknya diantara kuning dan jingga.
Kuning Hijau (Yellow Green) yakni ialah warna yang letaknya diantara kuning dengan hijau.
Biru Hijau (Blue Green) yakni ialah warna yang letaknya diantara biru dan hijau.
Biru Violet (Blue Violet) yakni ialah warna yang letaknya diantara biru dan violet atau ungu.
4. Warna Tersier, merupakan warna yang berasal dari pencampuran antara warna primer dengan warna sekunder. Berikut ini adalah macam macam warna tersier yaitu:
Coklat Merah merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna merah dengan warna hijau.
Coklat Kuning merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna kuning dengan warna ungu.
Coklat Biru merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna biru dengan warna jingga atau orange.
5. Warna Kuarter, merupakan warna yang berasal dari campuran 2 warna tersier. Berikut ini adalah macam macam warna kuarter yaitu:
Coklat jingga merupakan warna yang berasal dari campuran merah tersier dengan warna kuning tersier.
Coklat ungu merupakan warna yang berasal dari campuran biru tersier dengan warna merah tersier.
Coklat hijau merupakan warna yang berasal dari campuran kuning tersier dengan warna biru tersier.
Selain itu, warna dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Adapun macam-macam jenis warna tersebut yaitu:
Warna netral adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau bukan warna primer dan juga bukan termasuk warna sekunder.
Warna kontras / komplementer adalah warna yang berkesan berlawanan antara warna satu dengan warna yang lainnya. Warna ini dapat bisa didapat dari warna yang berseberangan yang terdiri atas warna primer dengan sekunder.
Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran dalam lingkaran warna mulai dari warna merah sampai warna kuning.
Warna dingin adalah kelompok warna yang ada dalam kelompok rentang setengah lingkaran dalam suatu lingkaran warna mulai dari warna hijau sampai warna ungu.
Prang juga membuat istilah-istilah warna yaitu; Hue, Value, Intensity, Tint, Tone dan Shade yang cukup asing bagi orang awam. Padahal istilah atau nama tersebut sangat penting untuk dipahami agar dapat mendefinisikan dan mengidentifikasi kualitas warna.
Hue adalah jenis atau nama warna yang original dan natural. Hue terdiri dari jenis warna primer dan sekunder seperti Merah, Oranye, Kuning, Hijau, Biru, dan Ungu. Hue mengacu pada nama sebenarnya dari warna seperti Merah, Kuning, Oranye, Biru, dan Hijau dll.
Ada perbedaan antara nama rona dan nama warna. Nama warna lebih jelas dan nyata. Misalnya, nama rona langit adalah 'biru langit' sedangkan nama warnanya(hue) adalah "biru". Nama rona api adalah 'emas' sedangkan nama warnanya(hue) adalah 'api'.
Selain itu, hue adalah jenis warna dominan dalam kelompok warna dimana tidak tercampuri oleh unsur warna hitam, putih, atau abu-abu. Dan warna-warna tersebut (abu-abu, hitam dan putih) tidak termasuk dalam warna hue. Pada umumnya warna hue terdiri dari 12 warna primer-sekunder yang terdapat dalam wheel color. Ketika mencampurkan warna yang spesifik, mulailah dengan mengidentifikasi jenis warna original (hue). Seringkali warna hue yang tertera dalam katalog warna bukan merupakan warna asli melainkan kombinasi warna untuk meniru suatu jenis warna hue. Konsekuensinya adalah warna hue yang tidak akurat dan tidak tercampur dengan sempurna.
Value adalah terang atau gelapnya warna. Satu warna memiliki begitu banyak nilai mulai dari terang sampai gelap. Nilai(value) paling terang dari semua warna adalah putih dan nilai paling gelap adalah hitam. Hitam, putih dan abu-abu adalah warna netral.
Di antara putih dan hitam ada jumlah nilai(value) yang dikenal sebagai 'nilai tengah' atau 'nilai normal'. Nilai cahaya dari satu warna disebut sebagai 'warna' dan nilai gelap sebagai 'bayangan'.
Misalnya, warna merah adalah 'pink' sedangkan bayangannya adalah 'Maroon'. Untuk mendapatkan nilai terang dari satu warna, putih ditambahkan dan untuk mendapatkan nilai gelap, hitam dicampur.
Semua warna memiliki sejumlah nilai(value). Putih juga dikenal sebagai nilai tertinggi karena tidak ada rona yang seringan putih. Hitam adalah nilai terendah karena tidak ada rona yang gelap seperti hitam. Nilai(value) warna terang meningkatkan ukuran objek dan nilai(value) gelap menguranginya.
Intensity, Intensitas adalah kecerahan atau kekusaman warna. Intensitas warna biasanya dicapai dengan mencampur warna dengan pelengkapnya atu warna putih dan terkadang dengan penambahan warna abu-abu. Objek dengan intensitas penuh terasa mencolok dan cemerlang dan dengan intensitas rendah terasa lembut.
intensity |
Tint adalah jenis warna yang tercampur dengan unsur warna putih. Warna tint juga biasa disebut sebagai warna pastel atau warna lembut. Warna tint terlihat lebih cerah namun tidak terlihat lebih terang. Lebih tepatnya warna tint merupakan versi warna pucat pada jenis warna hue. Untuk menciptakan cat berwarna tint cukup dengan menambahkan warna putih pada cat yang berwarna natural.
Untuk menghasilkan warna pucat (tint), mulailah dengan cat berwarna putih yang kemudian dicampurkan dengan warna original yang anda pilih. Lakukan penambahan warna original secara gradual hingga diperoleh warna yang diinginkan. Kadangkala, penambahan warna putih yang berlebih dapat merusak tampilan warna cat dan membuat warna cat menjadi terlihat jelek dan terkesan pudar.
Tone adalah jenis warna yang tercampur dengan unsur warna abu-abu dimana warna abu-abu merupakan kombinasi yang hanya terdiri dari warna hitam dan putih. Warna tone merupakan jenis warna hue yang memiliki kepekatan atau ketajaman yang lebih rendah. Warna tone terlihat lebih keruh atau lebih teduh ketimbang warna originalnya. Pencampuran warna abu-abu yang berlebih membuat warna cat menjadi tampak kusam atau pucat.
Warna abu-abu yang benar adalah warna abu-abu yang terbentuk dari kombinasi warna hitam dan putih. Anda dapat menyimpan bibit warna tone dengan membuat formula campuran warna hitam dan putih dengan tingkat kegelapan yang berbeda semisal abu-abu terang, abu-abu netral, dan abu-abu gelap. Namun perlu diperhatikan, penambahan warna abu-abu (tone) yang berlebih dapat membuat warna original menjadi tambah keruh dan kusam.
Shade adalah jenis warna yang tercampur dengan unsur warna hitam. Berbeda dengan tone, warna shade tidak mengubah level original (hue) hanya saja merupakan versi yang lebih gelap dari warna original tersebut. Warna shade membuat warna original terlihat berwarna tua, berbayang hitam, atau lebih pekat.
Untuk menciptakan warna yang lebih gelap (shade) cukup dengan menambahkan warna hitam pada warna original yang anda inginkan. Mulailah dengan warna original kemudian tuangkan warna hitam secara gradual hingga diperoleh warna yang diinginkan. Seperti halnya pada penambahan warna abu-abu (tone), penambahan warna hitam yang tidak tepat dapat membuat warna original menjadi terlihat keruh dan kusam.
Albert H Munsell (1898) mengemukakan susunan lingkaran 5 warna yang memiliki kedudukan sama sebagai warna utama, yakni merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Lingkaran warna yang di susun terdiri dari sepuluh warna, lima warna diantaranya sebagai intermediat colours, yakni ; merah kuning, kuning hijau, biru hijau, biru ungu, dan merah ungu. Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik dan psikis. Munsell mengembangkan warna pokok dan menyatakan warna utama terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.
Munsell seperti halnya Prang, juga menyatakan warna memiliki tiga variable yaitu hue, value dan chroma.
Refrensi:
Saidi, Acep Iwan & Setiawan, Sabana.2007. Seni Rupa Untuk SMA dan MA Kelas X.Bandung:Esis
Sunaryo, A. 1993. Desain Dasar I (hand Out). Semarang : Jurusan Pendidikan seni rupa FPBS IKIP semarang.
https://munsell.com/about-munsell-color/how-color-notation-works/ diakses minggu 26/7/2021 12:09
إرسال تعليق